Teknologi pembelajaran (instructional technology) merupakan suatu bidang kajian khusus (spesialisasi) ilmu pendidikan dengan obyek formal ”belajar”pada manusia secara pribadi atau yang tergabung dalam suatu organisasi. Belajar tidak hanya berlangsung dalam lingkup persekolahan (lembaga pendidikan) ataupun pelatihan, melainkan juga pada organisasi misalnya keluarga, masyarakat, dunia usaha, bahkan pemerintahan. Belajar tidak hanya dilakukan oleh dan untuk individu, melainkan oleh dan untuk kelompok, bahkan oleh organisasi secara keseluruhan. Belajar itu ada di mana saja, kapan saja dan pada siapa saja, mengenai apa saja, dengan cara dan sumber apa saja yang sesuai dengan kondisi dan keperluan atau kebutuhan (Miarso, 2004:193-194). Oleh karena itu teknologi pembelajaran berupaya untuk memacu (merangsang) dan memicu (menumbuhkan) belajar. Maksudnya menekankan pada hasil belajar dan menjelaskan bahwa belajar adalah tujuannya dan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut.
Bidang kajian belajar dan pembelajaran ini pada awalnya digarap dengan mensintesiskan berbagai teori dan konsep dari berbagai disiplin ilmu lain ke dalam suatu usaha terpadu, atau disebut dengan pendekatan isomeristik, yaitu menggabungkan berbagai pemikiran atau disiplin keilmuan yang berkaitan dalam satu kesatuan yang lebih bermakna (Miarso, 2004: 62, 199). Menurut Donald P. Ely (1983) teknologi pembelajaran meramu sejumlah disiplin dasar dan bidang terapannya menjadi suatu prinsip, prosedur, dan keterampilan. Disiplin ilmu yang memberi kontribusi terhadap teknologi pembelajaran adalah: 1) basic contributing discipline, yaitu: komunikasi, psikologi, evaluasi dan manajemen; 2) related contributing fields, yaitu: psikologi persepsi, psikologi kognisi, psikologi sosial, media, sistem, dan penilaian kebutuhan (Miarso, 2004: 200). Selain itu juga memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, rekayasa, dan lain-lainsecara bersistem (Miarso, 2004: 557).
Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari berbagai teori, diantaranya adalah teori belajar dan pembelajaran, teori dan teknologi komunikasi, teori dan teknologi informasi, dan teori ekonomi, dll. Menurut A.A.Lumsdaine (1964) teknologi pembelajaran merupakan aplikasi dari ilmu dan sains dasar, yaitu: 1) ilmu fisika, 2) rekayasa mekanik, optik, elektro, dan elektronik, 3) teknologi informasi dan telekomunikasi, 4) ilmu perilaku, 5) ilmu komunikasi dan 6) ilmu ekonomi (Miarso (2004:199). Sedangkan menurut Seels & Richey (1994) beberapa disiplin ilmu lain yang menjadi akar intelektual teknologi pembelajaran adalah psikologi, rekayasa (engineering), komunikasi, ilmu komputer, bisnis, dan pendidikan (Miarso, 2004: 200).
Aplikasi atau penerapan teknologi pembelajan dalam upaya pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran mempersyaratkan minimal tersedianya hal-hal berikut: a) dukungan teknologi atau infrastruktur, b) penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan content, c) dukungan kebijakan (policy) dari pemerintah dan top leader, d) kesiapan masyarakat pengguna atau user. Sementara itu pemecahan masalah belajar secara emperik dapat dilakukan dengan berbagai cara, strategi, dan prosedur (Purwanto, dkk., 2005:17-18).
Buku ini membahas tentang pengertian dan kawasan teknologi pembelajaran, landasan teori belajar dan pembelajaran, landasan teori dan teknologi komunikasi, landasan teori dan teknologi informasi, dan landasan ekonomi dalam teknologi pembelajaran. Selain itu juga akan membahas aplikasi teknologi pembelajaran, misalnya pengembangan pusat sumber belajar, strategi pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran, difusi dan institusionalisasi inovasi dalam bidang teknologi pembelajaran. Buku ini khusus ditujukan bagi para praktisi teknologi pembelajaran, mahasiswa, dosen dan pihak-pihak lain yang berminat pada teknologi pembelajaran sebagai disiplin ilmu dan berbagai aplikasinya.
Secara keseluruhan buku ini terdiri dari delapan bab. Sajian materi diawali dengan pendahuluan yang mengantarkan pembaca dalam mempelajari buku ini. Bab 1,memperkenalkan perkembangan pengertian dan kawasan teknologi pembelajaran. Melalui bab ini para pembaca diharapkan memperoleh suatu wawasan tentang pengertian dan kawasan bidang garapan teknologi pembelajaran. Rumusan definisi teknologi pembelajaran telah mengalami beberapa kali perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari ruang lingkup bidang garapan dan profesi teknologi pembelajaran. Sedangkan kawasan teknologi pembelajaran meliputi desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar. Difinisi dan kawasan teknologi pembelajaran ini merupakan kajian teori. Selain itu berkaitan dengan peran teknologi pembelajaran dalam memecahkan masalah-masalah belajar dan pembelajaran ini merupakan kajian praktis dan terapan. Artinya berkaitan dengan aplikasi teknologi pembelajaran dalam memfasilitasi belajar manusia dalam berbagai situasi dan kondisi. Akhirnya teknologi pembelajaran baik sebagai disiplin ilmu, program studi maupun profesi terus mengalami perkembangan yang pesat.
Bab 2, mengajak para pembaca mengenal teknologi pembelajaran lebih dalam lagi. Beberapa landasan teknologi pembelajaran dibahas di dalamnya. Dengan demikian pembaca dapat memahami bagaimana peranan dan kontribusi teori belajar dan pembelajaran dalam teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajaran dibangunberdasarkan prinsip-prinsip yang ditarik dari teori belajar dan hasil penelitian dalamkegiatan pembelajaran. Bidang kajian teknologi pembelajaran adalah belajar danpembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sehingga banyak sekali teori yang berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Selain itu kegiatan pembelajaran tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus berdasarkan pada teori dan prinsip belajar tertentu. Secara umum teori belajar dapat dikelompokkan menjadi lima golongan, yaitu teori behaviorisme (tingkahlaku) yang menekankan pada “hasil” dari proses belajar, teori kognitif menekankan pada “proses”belajar, teori humanisme menekankan pada “isi”atau apa yang dipelajari, teori sibernetik menekankan pada “sistem informasi”yang dipelajari, dan teori konstruktivistik menekankan pada proses pembentukan pengetahuan atau mengkonstruksi (membangun) pengetahuan, sikap, atau keterampilannya sendiri. Selain itu teori multiple intelligences yang menekankan pada delapan kemempuan jamak. Berbagai teori belajar dan pembelajaran ini penting untuk dimengerti dan diterapkan (diaplikasikan) oleh para guru, para perancang pembelajaran, dan para pengembang program-program pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan konteks yang dihadapi. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik ini merupakan kompetensi (pedagogik) inti guru (Permendiknas No. 16 th. 2007).
Bab 3, adalah bab yang secara khusus membahas landasan teori dan teknologikomunikasi dalam teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajan dibangun berdasarkan pada prinsip-prinsip yang ditarik dari berbagai teori, salah satunya adalah teori komunikasi. Karena kompleksnya masalah komunikasi, banyak sekali teori yang berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses komunikasi itu terjadi. Akibatnya muncul berbagai model dan teori komunikasi. Misalnya model komunikasi SMCR Berlo yang memiliki implikasi terhadap pengembangan teknologi pembelajaran. Teori komunikasi Konvergensi Rogers dan D.Lawrence Kincaid (1979) adalah komunikasi sebagai sebuah proses di mana partisipan menciptakan dan saling berbagi informasi untuk mencapai kesepahaman (mutual understanding). Oleh karena itu ada empat kombinasi yang mungkin terjadi dalam komunikasi model konvergensi yaitu: 1) sepakat untuk sepakat, 2) sepakat untuk tidak sepakat, 3) tidak sepakat untuk sepakat, dan 4) tidak sepakat untuk tidak sepakat. Implikasi teori komunikasi konvergensi ini pada konsep belajar dan pembelajaran yang konstruktivistik yang sesuai dengan prinsip teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajaran memanfaatkan media komunikasi yang berbasis teknologi komunikasi (teknologi broadcasting) yaitu radio dan televisi. Kontribusi atau dukungan teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi pembelajan yaitu adanya berbagai model pembelajaran alternatif yang inovatif berbasis teknologi komunikasi untuk memecahkan masalah belajar dan pembelajaran. Misalnya penggunaan buku, film, siaran radio, siaran TV, dan lain-lain dalam upaya pemanfaatan teknologi komunikasi untuk perluasan dan pemerataan akses pendidikan serta untuk menunjang peningkatan kualitas proses pembelajaran.
Bab 4, mengulas landasan teori dan teknologi informasi dalam teknologi pembelajaran serta berbagai aplikasinya. Mengingat di masa-masa mendatang isi tas anak-anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, melainkan berupa perlengkapan yang bernuansa teknologi informasi. Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori dan teknologi informasi. Teknologi informasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan dan menggunakan data secara bermakna. Teknologi informasi yang dimaksudkan di sini adalah segala bentuk pemanfaatan komputer dan internet untuk pembelajaran. Model pembelajaran berbasis teknologi informasi yang bersifat off line (Computer Assisted Instructional/CAI atau multimedia) dan yang bersifat on line (internet) misalnya e-learning. Adapun contoh penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: 1) pemanfaatan program Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI), dan 2) pemanfaatan Edukasi.Net (http://www.e-edukasi.net). Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran ini diawali oleh B.F Skinner (1958) yang membuat sebuah mesin pembelajaran (teaching machine) dengan konsep pembelajaran terprogram (programmed instructions) yang dikembangkan berdasarkan teori belajar tingkah laku (behaviorism theory). Jadi kontribusi atau dukungan teknologi informasi terhadap teknologi pendidikan diperlukan untuk dapat menjangkau peserta didik di manapun mereka berada. Selain itu untuk melayani sejumlah besar dari peserta didik yang belum memperoleh kesempatan untuk belajar, memenuhi kebutuhan belajar untuk dapat mengikuti perkembangan zaman, dan meningkatkan efisiensi, efektifitas dalam belajar.
Bab 5, menjelaskan dukungan atau kontribusi teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran. Pembahasan ini penting karena pada hakikatnya teknologi pembelajaran dibagun dengan menggunakan prinsip-prinsip ekonomi dan penelitian dibidang ekonomi. Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori ekonomi. Ilmu ekonomi menyuguhkan prinsip-prinsip efisiensi dan efektifitas. Mengingat jumlah sasaran yang harus dilayani cukup besar, kesempatanya sangat terbatas, dan sumber belajar tradisional makin terbatas pula, maka perlu dikembangkan alternatif layanan pendidikan yang paling efektif dan efisien dengan menerapkan teknologi pembelajan. Oleh karena itu teknologi pembelajan berupaya untuk merancang, mengembangkan dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk belajar. Kontribusi atau dukungan teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran yaitu menekankan pada proses untuk memperoleh nilai tambah, yaitu belajar akan lebih berkualitas, lebih produktif, lebih efisien, lebih efektif, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat, dan sebagainya.
Bab 6, merupakan bagian penting dalam mengaplikasilan teknologi pembelajaran. Pada bab ini dibahas pengembangan pusat sumber belajar. Aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk kongkrit dengan adanya sumber belajar yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar. Berbagai sumber belajar itu hanya akan berdaya guna bila dikelola dan difungsikan secara maksimal dan diorganisir dalam bentuk Pusat Sumber Belajar (PSB) atau Learning Resource Center (LRC) di setiap satuan pendidikan. Karena untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran melalui pengembangansistem instruksional diperlukan sebuah PSB. Kegiatan dan fungsi PSB akan sangattergantung pada tujuan pembelajaran, fasilitas, peralatan, media dan bahan belajar yang dimiliki, staf pengelola PSB yang ada. PSB menyediakan sumber-sumber belajar yang dapat dan harus dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik, meliputi bahan-bahaninstruksional (cetak dan non cetak). Salah satu cara untuk meningkatkan kualitaspembelajaran dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar semaksimal dansebervariasi mungkin (utilizing learning resources) bila tersedia di PSB.
Bab 7, menyajikan konsep, bagaimana mengaplikasikan teknologi pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Bab ini menjelaskan bagaimana peranan strategi pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah pembelajaran mempunyai bentuk kongkrit yaitu strategi pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk belajar. Strategi pembelajaran ini merupakan proses memilih dan menyusun kegiatan pembelajaran dalam sesuatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat materi, ruang lingkup materi, metode dan media yang paling sesuai untuk mencapai kompetensi pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dapat memudahkan peserta didik dalam mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Peningkatan efektivitas pembelajaran dapat dilakukan dengan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat. Memilih strategi pembelajaran hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan berdasarkan pada kreteria atau standar tertentu, misalnya tujuan belajar, materi, karakteristik peserta didik, tenaga kependidikan, waktu, biaya, dll.
Bab 8, merupakan bab terakhir dari buku ini yang membahas tentang difusi daninstitusionalisasi inovasi. Mengingat teknologi pembelajaran adalah suatu bidang inovasi dalam bidang pendidikan. Inovasi merupakan salah satu bentuk perubahan yang dikehendaki atau ke arah perbaikan dalam sistem pendidikan. Inovasi dapat berupa gagasan, benda, atau teknologi yang dipandang baru oleh individu atau organisasi. Adanya inovasi merupakan syarat terjadinya proses difusi. Difusi merupakan proses penyebaran atau mengkomunikasikan suatu inovasi sehingga dapat
diadopsi dan digunakan oleh warga masyarakat. Langkah-langkah difusi inovasi melaluitahap pengetahuan, persuasi (bujukan), keputusan, implementasi, dan konfirmasi.Sedangkan proses adopsi inovasi melalui tahap kesadaran, minat, penilaian, percobaandan adopsi. Dalam proses adopsi inovasi menuntut adanya konsekuensi berupaperubahan pada individu atau sistem sosial sebagai akibat dari mengadopsi atau menolak suatu inovasi. Institusionalisasi inovasi (pelembagaan) terjadi bila inovasi telah menjadi bagian integral dalam suatu organisasi atau sistem sosial masyarakat. Dalam teknologi pembelajaran, teori difusi inovasi dapat diaplikasikan dalam pemanfatan teknologi khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti pembelajaran berbantuan komputer (CAI), e-dukasi.net, siaran televisi edukasi (TVE), dan sebagainya. Bahkan aplikasi teknologi pembelajaran telah menghasilkan berbagai sistem dan strategi pembelajaran yang efektif dan inovatif, seperti: 1) Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), 2) strategi pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), 3) pembelajaran atraktif dan inovatif (PAINO), 4) pembelajaran kontekstual, 5) Pembelajaran yang mengarah pada pemecahan masalah (problem solving bases learning), 6) pembelajaran berbasis projek (project based learning), 7) pembelajaran multisensorik, dll. Selain itu aplikasi teknologi pembelajaran yang berbentuk sistem pembelajaran/pendidikan yang inovatif telah berhasil diciptakan dan bahkan dilembagakan (institusionalisasi) dalam sistem pendidikan nasional, seperti SD PAMONG, SMP Terbuka, Diklat SRP, D II SP, Universitas Terbuka, IDLN, SEAMOLEC, dan lain-lain.
Bidang kajian belajar dan pembelajaran ini pada awalnya digarap dengan mensintesiskan berbagai teori dan konsep dari berbagai disiplin ilmu lain ke dalam suatu usaha terpadu, atau disebut dengan pendekatan isomeristik, yaitu menggabungkan berbagai pemikiran atau disiplin keilmuan yang berkaitan dalam satu kesatuan yang lebih bermakna (Miarso, 2004: 62, 199). Menurut Donald P. Ely (1983) teknologi pembelajaran meramu sejumlah disiplin dasar dan bidang terapannya menjadi suatu prinsip, prosedur, dan keterampilan. Disiplin ilmu yang memberi kontribusi terhadap teknologi pembelajaran adalah: 1) basic contributing discipline, yaitu: komunikasi, psikologi, evaluasi dan manajemen; 2) related contributing fields, yaitu: psikologi persepsi, psikologi kognisi, psikologi sosial, media, sistem, dan penilaian kebutuhan (Miarso, 2004: 200). Selain itu juga memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, rekayasa, dan lain-lainsecara bersistem (Miarso, 2004: 557).
Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari berbagai teori, diantaranya adalah teori belajar dan pembelajaran, teori dan teknologi komunikasi, teori dan teknologi informasi, dan teori ekonomi, dll. Menurut A.A.Lumsdaine (1964) teknologi pembelajaran merupakan aplikasi dari ilmu dan sains dasar, yaitu: 1) ilmu fisika, 2) rekayasa mekanik, optik, elektro, dan elektronik, 3) teknologi informasi dan telekomunikasi, 4) ilmu perilaku, 5) ilmu komunikasi dan 6) ilmu ekonomi (Miarso (2004:199). Sedangkan menurut Seels & Richey (1994) beberapa disiplin ilmu lain yang menjadi akar intelektual teknologi pembelajaran adalah psikologi, rekayasa (engineering), komunikasi, ilmu komputer, bisnis, dan pendidikan (Miarso, 2004: 200).
Aplikasi atau penerapan teknologi pembelajan dalam upaya pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran mempersyaratkan minimal tersedianya hal-hal berikut: a) dukungan teknologi atau infrastruktur, b) penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan content, c) dukungan kebijakan (policy) dari pemerintah dan top leader, d) kesiapan masyarakat pengguna atau user. Sementara itu pemecahan masalah belajar secara emperik dapat dilakukan dengan berbagai cara, strategi, dan prosedur (Purwanto, dkk., 2005:17-18).
Buku ini membahas tentang pengertian dan kawasan teknologi pembelajaran, landasan teori belajar dan pembelajaran, landasan teori dan teknologi komunikasi, landasan teori dan teknologi informasi, dan landasan ekonomi dalam teknologi pembelajaran. Selain itu juga akan membahas aplikasi teknologi pembelajaran, misalnya pengembangan pusat sumber belajar, strategi pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran, difusi dan institusionalisasi inovasi dalam bidang teknologi pembelajaran. Buku ini khusus ditujukan bagi para praktisi teknologi pembelajaran, mahasiswa, dosen dan pihak-pihak lain yang berminat pada teknologi pembelajaran sebagai disiplin ilmu dan berbagai aplikasinya.
Secara keseluruhan buku ini terdiri dari delapan bab. Sajian materi diawali dengan pendahuluan yang mengantarkan pembaca dalam mempelajari buku ini. Bab 1,memperkenalkan perkembangan pengertian dan kawasan teknologi pembelajaran. Melalui bab ini para pembaca diharapkan memperoleh suatu wawasan tentang pengertian dan kawasan bidang garapan teknologi pembelajaran. Rumusan definisi teknologi pembelajaran telah mengalami beberapa kali perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari ruang lingkup bidang garapan dan profesi teknologi pembelajaran. Sedangkan kawasan teknologi pembelajaran meliputi desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar. Difinisi dan kawasan teknologi pembelajaran ini merupakan kajian teori. Selain itu berkaitan dengan peran teknologi pembelajaran dalam memecahkan masalah-masalah belajar dan pembelajaran ini merupakan kajian praktis dan terapan. Artinya berkaitan dengan aplikasi teknologi pembelajaran dalam memfasilitasi belajar manusia dalam berbagai situasi dan kondisi. Akhirnya teknologi pembelajaran baik sebagai disiplin ilmu, program studi maupun profesi terus mengalami perkembangan yang pesat.
Bab 2, mengajak para pembaca mengenal teknologi pembelajaran lebih dalam lagi. Beberapa landasan teknologi pembelajaran dibahas di dalamnya. Dengan demikian pembaca dapat memahami bagaimana peranan dan kontribusi teori belajar dan pembelajaran dalam teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajaran dibangunberdasarkan prinsip-prinsip yang ditarik dari teori belajar dan hasil penelitian dalamkegiatan pembelajaran. Bidang kajian teknologi pembelajaran adalah belajar danpembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sehingga banyak sekali teori yang berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Selain itu kegiatan pembelajaran tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus berdasarkan pada teori dan prinsip belajar tertentu. Secara umum teori belajar dapat dikelompokkan menjadi lima golongan, yaitu teori behaviorisme (tingkahlaku) yang menekankan pada “hasil” dari proses belajar, teori kognitif menekankan pada “proses”belajar, teori humanisme menekankan pada “isi”atau apa yang dipelajari, teori sibernetik menekankan pada “sistem informasi”yang dipelajari, dan teori konstruktivistik menekankan pada proses pembentukan pengetahuan atau mengkonstruksi (membangun) pengetahuan, sikap, atau keterampilannya sendiri. Selain itu teori multiple intelligences yang menekankan pada delapan kemempuan jamak. Berbagai teori belajar dan pembelajaran ini penting untuk dimengerti dan diterapkan (diaplikasikan) oleh para guru, para perancang pembelajaran, dan para pengembang program-program pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan konteks yang dihadapi. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik ini merupakan kompetensi (pedagogik) inti guru (Permendiknas No. 16 th. 2007).
Bab 3, adalah bab yang secara khusus membahas landasan teori dan teknologikomunikasi dalam teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajan dibangun berdasarkan pada prinsip-prinsip yang ditarik dari berbagai teori, salah satunya adalah teori komunikasi. Karena kompleksnya masalah komunikasi, banyak sekali teori yang berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses komunikasi itu terjadi. Akibatnya muncul berbagai model dan teori komunikasi. Misalnya model komunikasi SMCR Berlo yang memiliki implikasi terhadap pengembangan teknologi pembelajaran. Teori komunikasi Konvergensi Rogers dan D.Lawrence Kincaid (1979) adalah komunikasi sebagai sebuah proses di mana partisipan menciptakan dan saling berbagi informasi untuk mencapai kesepahaman (mutual understanding). Oleh karena itu ada empat kombinasi yang mungkin terjadi dalam komunikasi model konvergensi yaitu: 1) sepakat untuk sepakat, 2) sepakat untuk tidak sepakat, 3) tidak sepakat untuk sepakat, dan 4) tidak sepakat untuk tidak sepakat. Implikasi teori komunikasi konvergensi ini pada konsep belajar dan pembelajaran yang konstruktivistik yang sesuai dengan prinsip teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajaran memanfaatkan media komunikasi yang berbasis teknologi komunikasi (teknologi broadcasting) yaitu radio dan televisi. Kontribusi atau dukungan teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi pembelajan yaitu adanya berbagai model pembelajaran alternatif yang inovatif berbasis teknologi komunikasi untuk memecahkan masalah belajar dan pembelajaran. Misalnya penggunaan buku, film, siaran radio, siaran TV, dan lain-lain dalam upaya pemanfaatan teknologi komunikasi untuk perluasan dan pemerataan akses pendidikan serta untuk menunjang peningkatan kualitas proses pembelajaran.
Bab 4, mengulas landasan teori dan teknologi informasi dalam teknologi pembelajaran serta berbagai aplikasinya. Mengingat di masa-masa mendatang isi tas anak-anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, melainkan berupa perlengkapan yang bernuansa teknologi informasi. Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori dan teknologi informasi. Teknologi informasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan dan menggunakan data secara bermakna. Teknologi informasi yang dimaksudkan di sini adalah segala bentuk pemanfaatan komputer dan internet untuk pembelajaran. Model pembelajaran berbasis teknologi informasi yang bersifat off line (Computer Assisted Instructional/CAI atau multimedia) dan yang bersifat on line (internet) misalnya e-learning. Adapun contoh penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: 1) pemanfaatan program Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI), dan 2) pemanfaatan Edukasi.Net (http://www.e-edukasi.net). Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran ini diawali oleh B.F Skinner (1958) yang membuat sebuah mesin pembelajaran (teaching machine) dengan konsep pembelajaran terprogram (programmed instructions) yang dikembangkan berdasarkan teori belajar tingkah laku (behaviorism theory). Jadi kontribusi atau dukungan teknologi informasi terhadap teknologi pendidikan diperlukan untuk dapat menjangkau peserta didik di manapun mereka berada. Selain itu untuk melayani sejumlah besar dari peserta didik yang belum memperoleh kesempatan untuk belajar, memenuhi kebutuhan belajar untuk dapat mengikuti perkembangan zaman, dan meningkatkan efisiensi, efektifitas dalam belajar.
Bab 5, menjelaskan dukungan atau kontribusi teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran. Pembahasan ini penting karena pada hakikatnya teknologi pembelajaran dibagun dengan menggunakan prinsip-prinsip ekonomi dan penelitian dibidang ekonomi. Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori ekonomi. Ilmu ekonomi menyuguhkan prinsip-prinsip efisiensi dan efektifitas. Mengingat jumlah sasaran yang harus dilayani cukup besar, kesempatanya sangat terbatas, dan sumber belajar tradisional makin terbatas pula, maka perlu dikembangkan alternatif layanan pendidikan yang paling efektif dan efisien dengan menerapkan teknologi pembelajan. Oleh karena itu teknologi pembelajan berupaya untuk merancang, mengembangkan dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk belajar. Kontribusi atau dukungan teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran yaitu menekankan pada proses untuk memperoleh nilai tambah, yaitu belajar akan lebih berkualitas, lebih produktif, lebih efisien, lebih efektif, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat, dan sebagainya.
Bab 6, merupakan bagian penting dalam mengaplikasilan teknologi pembelajaran. Pada bab ini dibahas pengembangan pusat sumber belajar. Aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk kongkrit dengan adanya sumber belajar yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar. Berbagai sumber belajar itu hanya akan berdaya guna bila dikelola dan difungsikan secara maksimal dan diorganisir dalam bentuk Pusat Sumber Belajar (PSB) atau Learning Resource Center (LRC) di setiap satuan pendidikan. Karena untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran melalui pengembangansistem instruksional diperlukan sebuah PSB. Kegiatan dan fungsi PSB akan sangattergantung pada tujuan pembelajaran, fasilitas, peralatan, media dan bahan belajar yang dimiliki, staf pengelola PSB yang ada. PSB menyediakan sumber-sumber belajar yang dapat dan harus dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik, meliputi bahan-bahaninstruksional (cetak dan non cetak). Salah satu cara untuk meningkatkan kualitaspembelajaran dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar semaksimal dansebervariasi mungkin (utilizing learning resources) bila tersedia di PSB.
Bab 7, menyajikan konsep, bagaimana mengaplikasikan teknologi pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Bab ini menjelaskan bagaimana peranan strategi pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah pembelajaran mempunyai bentuk kongkrit yaitu strategi pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk belajar. Strategi pembelajaran ini merupakan proses memilih dan menyusun kegiatan pembelajaran dalam sesuatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat materi, ruang lingkup materi, metode dan media yang paling sesuai untuk mencapai kompetensi pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dapat memudahkan peserta didik dalam mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Peningkatan efektivitas pembelajaran dapat dilakukan dengan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat. Memilih strategi pembelajaran hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan berdasarkan pada kreteria atau standar tertentu, misalnya tujuan belajar, materi, karakteristik peserta didik, tenaga kependidikan, waktu, biaya, dll.
Bab 8, merupakan bab terakhir dari buku ini yang membahas tentang difusi daninstitusionalisasi inovasi. Mengingat teknologi pembelajaran adalah suatu bidang inovasi dalam bidang pendidikan. Inovasi merupakan salah satu bentuk perubahan yang dikehendaki atau ke arah perbaikan dalam sistem pendidikan. Inovasi dapat berupa gagasan, benda, atau teknologi yang dipandang baru oleh individu atau organisasi. Adanya inovasi merupakan syarat terjadinya proses difusi. Difusi merupakan proses penyebaran atau mengkomunikasikan suatu inovasi sehingga dapat
diadopsi dan digunakan oleh warga masyarakat. Langkah-langkah difusi inovasi melaluitahap pengetahuan, persuasi (bujukan), keputusan, implementasi, dan konfirmasi.Sedangkan proses adopsi inovasi melalui tahap kesadaran, minat, penilaian, percobaandan adopsi. Dalam proses adopsi inovasi menuntut adanya konsekuensi berupaperubahan pada individu atau sistem sosial sebagai akibat dari mengadopsi atau menolak suatu inovasi. Institusionalisasi inovasi (pelembagaan) terjadi bila inovasi telah menjadi bagian integral dalam suatu organisasi atau sistem sosial masyarakat. Dalam teknologi pembelajaran, teori difusi inovasi dapat diaplikasikan dalam pemanfatan teknologi khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti pembelajaran berbantuan komputer (CAI), e-dukasi.net, siaran televisi edukasi (TVE), dan sebagainya. Bahkan aplikasi teknologi pembelajaran telah menghasilkan berbagai sistem dan strategi pembelajaran yang efektif dan inovatif, seperti: 1) Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), 2) strategi pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), 3) pembelajaran atraktif dan inovatif (PAINO), 4) pembelajaran kontekstual, 5) Pembelajaran yang mengarah pada pemecahan masalah (problem solving bases learning), 6) pembelajaran berbasis projek (project based learning), 7) pembelajaran multisensorik, dll. Selain itu aplikasi teknologi pembelajaran yang berbentuk sistem pembelajaran/pendidikan yang inovatif telah berhasil diciptakan dan bahkan dilembagakan (institusionalisasi) dalam sistem pendidikan nasional, seperti SD PAMONG, SMP Terbuka, Diklat SRP, D II SP, Universitas Terbuka, IDLN, SEAMOLEC, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar