Hujan secara umum masih akan mewarnai wilayah Indonesia sepanjang bulan Ramadhan hingga Lebaran tahun ini. Anomali suhu muka laut di Samudera Hindia dan aktivitas cuaca di dekat Filipina adalah sebabnya.
"Potensi hujan di wilayah Indonesia masih besar sepanjang bulan Juli, bahkan hingga Agustus," ungkap Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Hariadi.
Hariadi mengungkapkan, hujan di wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, dipengaruhi oleh anomali suhu muka laut di Samudera Hindia.
Menurut Hariadi, wilayah Indonesia tersebut sebenarnya sudah memasuki kemarau. Namun, suhu muka laut di Samudera Hindia yang masih tinggi menyebabkan aktivitas pembentukan awan masih aktif dan memicu hujan.
"Buktinya kita bisa lihat wilayah Jakarta masih hujan. Bahkan, kemarin di Malang sampai banjir," kata Hariadi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/7/2013).
Sementara itu, hujan di wilayah utara Indonesia akan dipengaruhi oleh aktivitas pembentukan siklon tropis yang biasanya terjadi di sekitar Filipina.
"Normalnya, selama bulan Juli akan terbentuk empat siklon tropis. Bulan Agustus lebih banyak lagi, ada lima siklon tropis yang mungkin terbentuk," katanya.
Siklon tropis akan memengaruhi curah hujan di wilayah utara Indonesia, seperti Kalimantan bagian utara, Sulawesi bagian utara, Maluku utara, serta Papua.
Hingga saat ini, sudah dua siklon tropis yang terbentuk pada Juli 2013, yakni siklon Rumia dan Silouk. Untuk sikon Silouk, hari ini sekitar pukul 07.00 WIB berada di timur laut Tahuna, bergerak dengan kecepatan 21 km/jam menjauhi Indonesia.
Untuk wilayah selatan Indonesia, potensi pembentukan siklon tropis sudah tidak ada. Jadi, siklon kurang lebih hanya akan memengaruhi wilayah utara Indonesia.
Peluang hujan harus diwaspadai, mulai dari antisipasi terjadinya banjir di beberapa wilayah hingga potensi penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar